Rabu, 18 Mei 2011

MENULIS, BETAPA SULITNYA !

"Siapa pun bisa menulis sepanjang dia mau menulis. Tidak ada yang tidak mungkin sepanjang kita mau berusaha keras melakukannya. Mulailah dengan niat di dalam hati. Menulis dengan hati kan lebih punya makna", demikian dikatakan Ismail Kusmayadi.
Kalimat yang mudah dicerna dan dipahami. Sekaligus sulit untuk dilaksanakan. Banyak orang yang ingin menulis, dan berapa banyak orang yang tidak jadi menulis, meskipun ia merasa bersungguh-sungguh akan melakukan. Tetap saja hasilnya tidak jadi menulis, dan tidak bissa menulis. Ia sudah merasa punya ide, referensi yang cukup, dan pebendaharaan kata yang memadai. Teori-teori menulispun sudah hapal diluar kepala. Namun untuk memulai menulis, seperti membawa beban yang sangat berat.
Inilah permasalahan yang sering dialami oleh penulis pemula. Disamping ada puluhan masalah masalah lain yang sebenarnya bukan masalah, namun tetap saja keinginan untuk menulis belum bisa terwujud. Secara umum permaslahan yang muncul dialami oleh penulis pemula adalah :
1. Tidak Percaya Diri.
Seperti pada kegiatan-kegiatan lain bagi pemula, pada umumnya rasa percaya dirinya sangat kurang. Bisa disebabkan oleh perasaan bahwa dirinya tidak mampu untuk melakukan. Merasa dirinya tidak berbakat. Atau perasaan lain yang sebenarnya bukan masalah. Kita masih berkutat pada permasalahan permasalahan teknis yang sebenarnya menurut para penulis senior bukan masalah. Menurut mereka, menulis itu hanya membutuhkan ketekunan dan usaha terus menerus agar ketrampilan menulis yang diinginkan bisa diperoleh.
2. Merasa tidak punya ide
Tidak bisa dipungkiri, ide merupakan hal pokok yang menyebabkan seseorang akan menulis. Termasuk saya menulis di blog ini. Ingin sekali menulis, tapi mau menulis apa, sebab tidak punya ide. Dari kebingungan sebab tidak punya ide, maka kebingungan itu dituangkan di blog ini untuk membenarkan "ketidakmampuannya" dalam menulis. Mungkin bagi penulis senior "ketidakberdayaan" saya ini dianggap ide. Ide untuk menuliskan ketidakberdayaan dalam menulis diungkapkan, maka terjadilah tulisan yang "tidak sengaja" ini.
3. Kurang mempunyai referensi
Sebagian orang mungkin sepakat, bahwa referensi itu penting untuk menulis. Karena dari referensi tersebut kita bisa membuat skenario tulisan. Tulisan yang akan kita buat jadi jelas konsep dan tujuannya. Referensi itulah yang membawa penulis untuk mengembangkan alur tulisannya, sekaligus akan memunculkan ide ide segar yang sebelumnya belum ada. Atau bahkan akan menjadi ide dasar tulisan-tulisan berikutnya.
4. Tidak memahami teori-teori menulis
Sebenarnya ada banyak buku buku yang menuliskan tentang teori-teori menulis. Dan kita pun sebenarnya secara garis besar mengetahui dan memahami teori menulis. Tetapi setelah niatan menulis muncul menjadi lupa segala teori itu. Seperti yang dialami oleh beberapa teman guru bahasa saya. Paham dan tahu betul apa isi dari surat lamaran secara detail. Tetapi sewaktu dirinya diminta untuk mengajukan surat lamaran, dirinya jumpalitan bertanya kesana kemari tentang bagaimana membuat surat lamaran yang benar.
5. Tidak tahu kapan memulai menulis
Sebuah kondisi yang benar benar berat. Kapan kita akan menulis, dari mana dan apa yang akan ditulis. Penulis senior dengan jam terbang yang tinggi, tidak kesulitan untuk menulis. Bisa kapan saja dan dimana saja. Tapi bagi pemunis pemula, butuh waktu dan proses yang lama untuk bisa menulis, tidak menunggu mood.
Tapi sebenarnya bahwa kemampuan menulis itu tidaklah terlahir secara instan, hanya butuh waktu 2-3 hari belajar, kemudin bisa menulis. Menulis butuh disiplin. Ketrampilan itu hanya akan didapat jika kita sering mencoba dan mencoba. Jangan takut untuk menulis, apa saja. Lakukanlah sunting diakhir menulis agar kita dapat mengetahui seperti apa bobot tulisan kita.
Selamat Mencoba !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar